Minggu, 20 Maret 2011

#1 // 21 maret 2011

IBING KEURSEUS TARIAN RANCAEKEK

Ibing keurseus atau dari bahasa belanda cursus (kursus) dipelopori oleh Raden Sambas Wirakusumah yang pada saat itu menjabat sebagai lurah Rancaekek. Ibing ini sangat berkembang pesat pada tahun 20an karenakan ibing ini di ajarkan atau Cursukan di sekolah-sekolah menak ( sekolah kaum priyai) karena seorang pejabat dituntut untuk bisa menari. Ibing atau tarian ini kini menjadi bagian yang hilang dari kebudayaan jawa barat khususnya Rancaekek yang dahulunya terkenal sebagai pelopor ibing keurseus. Kebanyakan warga rancaekek sendiri tidak mengetahui apa itu ibing keureseus, kami mencoba mencari sejauh mana orang ancaekek mengetauhinya dengan cara bertanya dan hampir semua orang menjawab “TIDAK TAHU” sebagian lagi menjawab “PERNAH DENGAR, TAPI TIDAK TAHU”. Apakah memang modern dance sudah mengalahkan tarian ini? Atau alat elektronik yang seharusnya menjadi alat untuk mempopulerkan kembali telah lupa? Atau terlalu banyak mencari iklan? Tarian yang dahulunya wajib bagi para pejabat kini sudah tidak berlaku lagi. Tarian yang merupakan aset dari kebudayaan Rancaekek kini hampir tidak di dengar lagi di daerahnya. Tarian ini kini hanya di tampilkan di acara-acara khusus dan hanya beberapa kali di tampilkan dan sekarang sudah jarang lagi terdengar tarian ini di tampilkan. Kami sebagai orang yang mencintai kebudayaan dan selaku warga Rancaekek ingin memberitahukan kepada anda bahwa kami punya budaya yang harus di jaga bersama.

Mencoba menelusuri ibing keurseus

Ibing keurseus atau dari bahasa belanda cursus dan dari bahasa indonesia yaitu kursus dipelopori oleh Raden Sambas Wirakusumah yang pada saat itu menjabat sebagai lurah Rancaekek. Dahulu ibing keurseus bernama ibing tayub, dikarenkan ibing ini berkembang pesat dengan pengajaran yang sangat teratur akhirnya ibing ini di juluki tarian cursus/kursus atau ibing keurseus. Tarian yang yang tertib ini adalah tarian perlalihan dari tarian pergaulan atau tarian keseharian menjadi tarian pertunjukan dikarenakan tarian ini cukup indah ditonton untuk umum.

Tarian keuresus ini merupakan suatu rumpun tersendiri dalam lingkungan Khasanah Tari Sunda. Golongan pada Tarian keuresus yang mungkin juga dapat disebut karakterisasi atau perwatakan, dapatlah dikemukakan sebagai berikut:

1. Lenyepan bersifat lungguh, halus serta berirama lambat
2. Nyatria bersifat lanyap, halus tapi berirama agak cepat
3. Monggawa bersifat gagah, kuat dan berirama sedang

    Bila diperhatikan nama perwatakan itu maka nampak adanya penyesuaian dengan perwatakan yang ada pada Pewayangan dan rumpun Tari Topeng yang akan dikemukakan pada pasal berikutnya.
Disamping gerakan-gerakannya telah diatur sedemikian rupa, akhirnya gending-gendingnya juga menjadi tertentu, misalnya untuk :

1. Tari Leyepan menggunakan gending Sulanjana, Udanmas, Banjarsinom dan sebagainya.
2. Tari Nyatria menggunakan gending Gawil dan Kakacangan
3. Tari Monggawa menggunakan gending Panglima, Bendrong dan sebagainya.
4. Tari Ngalana menggunakan gending-gending yang sama dengan Tari Monggawa hanyalah iramanya cepat disebut irama Kering Tilu.

Pada Tarian Keurseus ini peran penabuh Kendang menjadi sangat penting, karena setiap Paguron mempunyai susunan-susunan tarian yang tertentu yang iramanya sangat ditentukan oleh irama kendang. Sebetulnya hal ini tak begitu berarti kemajuan karena setiap penari jadi sangat tergantung pada penggendangnya sendiri.
Sebelum lalamba dilakukan biasanya setiap penari memberi hormat dengan sembah sambil duduk bersila mando. Tentu hal ini dilakukannya dengan gerakan tari.

Bagian berikutnya setelah lalamba adalah disebut Leyepan, yang gerakan-gerakannya cukup beragam dan makin jauh makin sulit serta kemudian dapat pula ditingkatkan lagi pada tari Nyatria Monggawa dan Ngalana. Untuk jelasnya, beberapa nama gerakan pada tari Leyepan: Jangkung Ilo, Gedig, Mincid, Tindak Tilu, Engkeg gigir... dan sebagainya.

Pada gending yang sama Leyepan ini diteruskan dengan Nyatria yang terdiri dari bagian seperti: Sekar tiba, Nyantana, Mincid Galayar. Menyusul setelahnya Tari Monggawa dengan gending dirubah, lajim disebut ditaekkeun yang berarti ditingkatkan dengan gending lancaran seperti Bendrong atau Palima dan sebangsanya yang juga biasa disebut lagu satu wilet/sawilet.

Gending-gending pengiring tari tayuban dan juga keurseus antara lain: Gawil, kawitan, Gunung Sari, Kastawa, Gorompol dan lain sebagainya

Boleh kiranya disimpulkan bahwa Tarian keurseus adalah tarian untuk setiap orang yang sampai sekarang baru terbatas untuk kaum laki-laki, meskipun tidak menutup kemungkinan ditarikan oleh wanita maupun seorang waria.

Adapun pakaian yang dikenakan biasanya ialah tutup kepala bernama Bendo, Jas Tutup atau Jas buka dan Kain batik, Keris dipakainya tersandar, di belakang untuk menyalipkan soder paling banyak digunakan di antaranya pada gerakan sepak soder.

Mulai dari selesai membaca ini, mari kta cintai budaya sendiri, karena kekuatan suatu negara teletak pada kekuatan budayanya.

JANGAN DIAM !!!
*Atsp


PUISI

Matahari Mu sedang berduka

Hedonis menjadi petaka di asia
Negara budaya bercerita terbata
Gelombang beradu batu
Membuat pusaran menjadi tragis
Berhanyut kematian
Semua tertunduk mengheningkancipta
Lima tahun lalu kami yang menangis
Dan sekarang kami ikut berduka
Semoga budayamu tak runtuh dengan ini
Matahari mu menunggu mu
Matahari mu akan tetap bersama mu

untuk jepang
Tsunami 1131
Atsp

Apapun !!!

praksis demokrasi kemunafikan!
bukan tanpa nada
setengah minor dilantunkan
meresap ke poripori tuan besar
borjuis mengemeng nilai bersekmensekmen cemen
kritisi ideologi marxis bertopeng guevara
merdeka mandul-tunggal-ika!

tuan, ingatkah kisah pedati?
kusir kuda bambu petung
lorong gelap bercecabang tiga
beringsut pelanpelan sampai tujuan
beberkan retorika kerjab cahaya
warna realita ketakutan telanjang

wahai tuan aku mohon,
tahan birahi cegah airmani
jangan lahirkan anakanak durga
lalu kau tikam begitu saja
akan kotor sekali muka tuan dengan darahnya
tidak akan BERSIH !
biar dicuci berkalikali
dengan airmata mereka

Anonimous

menepuk pundak penguasa
oleh Dendi Septyadi

entah apa yang ada dikepala mereka,
program konversi yang terlalu banyak aksi
bagi-bagi rejeki empat bulan sekali
banaspati di setiap pelosok negeri
mengorbankan rakyat sendiri
lalu apa lagi?
apa anda ingin melihat revolusi,
tuan-tuan pemimpin negeri?
atau anda ingin melihat negeri ini banjir darah disana-sini
anda kami bayar untuk menentukan nasib bangsa,
bukan untuk berfoya-foya
ingat itu
ada harga yang harus dibayar untuk setiap revolusi
hanya yang melawan yang akan bertahan


ARTI KATA HOMPIMPAH

Hompimpah yaitu cara undian dengan memperlihatkan seluruh telapak tangan kita secara bersama-sama. Untuk pemenang apakah yang tengadah atau yang telungkup dilakukan dengan cara hompimpah secara bersama-sama. Setelah dihitung, yang paling sedikit dianggap sebagai pemenang, apakah yang telungkup atau yang tengadah tangannya. Kalau ternyata yang telungkup lebih sedikit maka tangan telungkup dinyatakan pemenang dan yang tengadah langsung kalah dan keluar dari arena. Kalau sekali main ternyata yang telungkup kebawah ada beberapa anak, maka hompimpah dilakukan terus sampai hanya ada satu anak pemenangnya. Biasanya kalau tinggal dua anak maka dia akan pingsut saja.

Kalau dalam alam demokrasi kita terutama sistem voting, yang banyaklah yang menang. Sedang dalam dunia permainan anak, yang sedikitlah yang dinyatakan menang dan berhak untuk menentukan aturan permainannya. Ini barangkali sebuah suri tauladan sejak dini bagi anak untuk bisa menghargai kelompok minoritas. Yang jumlahnya kecil dan tertindas oleh hegemoni mayoritas, seharusnya diberi hak untuk bersuara terlebih dahulu.

Ketika sedang hompimpah, bila ada teman kita yang curang dengan melambatkan mengeluarkan tangannya agar tahu pilihan teman yang lain dan diprotes, maka undian harus diulang sampai benar-benar semua tangan pemain dikeluarkan secara bersamaan. Maka, undian dinyatakan adil, dan tidak perlu melibatkan Mahkamah Konstitusi segala.

    Tapi apakah kalian tau arti maknanya?

    Kalimat "Hompimpah Alaium Gambreng" Itu Bermakna "Dari Tuhan Kembali Ke Tuhan, Mari Kita Bermain”

BAGAIMANA MENURUT ANDA TENTANG JALAN DI RANCAEKEK?
ANDA BISA KIRIM KOMENTAR MELALUI :

SMS KE 08818224198
atau
EMAIL KE akarrumputbeletin@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar